PAMBELUM, Puruk Cahu – Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Murung Raya, Kalimantan Tengah melakukan kaji banding ke Asosiasi Kota (Askot) Bandung, Akademi Sepak Bola Persib Cimahi pada Sabtu (24/6) lalu.
Salah satu materi kajian Askab PSSI Murung Raya untuk rancangan mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) yang berkualitas yang terafliasi dengan Askot Bandung diantaranya akademi Persib Cimahi.
Dibawah kepemimpinan Erick Thohir sebagai Ketua Umum, PSSI terus melalukan pembenahan-pembenahan yang konkrit. Salah satu yang akan dibenahi adalah standarisasi sekolah sepakbola di seluruh Indonesia.
Terlepas dari itu juga, Asosiasi di Kabupaten/Kota didorong untuk melakukan penyeragaman pendidikan sepakbola sejak usia dini sangat penting. Hal ini mendasari agar usia dini dapat memperoleh teknik dasar sepakbola yang baik dan benar.
Seperti di Kabupaten Murung Raya kedepannya diharapkan akan banyak lahir Sekolah Sepak Bola atau Akademi Sepak Bola, sehingga Murung Raya banyak memiliki pemain yang berkualitas di usia dini.
“Kita berkeinginan akan lahir sekolah sepak bola yang berkualitas tinggi di Kabupaten Murung Raya sehingga kita dapat memiliki database pemain jika sewaktu-waktu diperlukan untuk sebuah kompetisi maupun liga yang membawa nama Murung Raya,” kata Ketua PSSI Murung Raya yang juga Wakil Bupati Murung Raya, Rejikinoor melalui sambungan telepon, Senin (26/6).
Terlepas dari itu juga, lanjut Rejikinoor pentingnya SSB atau akademi sepak bola terdaftar atau terafiliasi dengan PSSI, sehingga Askab PSSI bisa melakukan advokasi jika ada persoalan sengketa pemain dikemudian hari.
Sementara itu, Ketua Askot PSSI Bandung Yoko Angga Surya mengaku bangga telah dikunjungi Askab PSSI Murung Raya yang sudah memiliki semangat dan tekat untuk memajukan sepak bola.
“Memang kita ingin menghasilkan pemain yang berkualitas harus memiliki sekolah sepak bola atau akademi, melalui itu sejak dini mereka sudah memperoleh teknik bermain bola secara baik,” bebernya.
Seperti diketahui, PSSI serius salam standarisasi SSB atau akademi. Kedepannya juga setiap SSB di seluruh Indonesia bakal dikembangkan dalam usia berjangka mulai dari U-9, U-10, U-12, U-14, U-16, U-17, U-19, hingga U-23. Ini penting karena selama ini SSB terkesan asal-asalan, tidak memiliki sistem yang baku, dan siapa saja bisa melatih.
Dengan standarisasi SSB dan akademi sepakbola secara berjenjang, PSSI akan memiliki database pemain yang lengkap dari setiap daerah.