PAMBELUM, Puruk Cahu – Dalam rangka melaksanakan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) Bidang Kemandirian, PT Indo Muro Kencana (IMK) melatih puluhan warga dari tujuh desa di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah membuat produk kerajinan tangan sebagai cinderamata.
Peserta yang berjumlah 23 orang tersebut berasal dari Desa Desa Dirung Lingkin, Desa Datah Kotou, Desa Mangkahui, Desa Oreng, Desa Batu Mirau, Desa Konut dan Desa Tambelum itu mengikuti kegiatan pelatihan Kriya Tangan.
“Pelatihan dimaksud terselenggara pada tanggal 16 – 19 Mei 2024 lalu bertempat di Rumah Betang Dirung Lingkin, Desa Dirung Lingking, Kecamatan Tanah Siang Selatan dan dibantu oleh Konsultan Wijaya Mulya Klaten sebagai narasumber pelatihan,” kata Supervisor Bidang Kemandirian Ekonomi PT IMK, Rista Elia di Puruk Cahu, Rabu (29/5).
Dikatakan Rista, kegiatan Pelatihan Kriya Tangan dimaksud merupakan tindak lanjut dari pelatihan pengembangan bisnis UMKM Ekowisata Air Terjun Ongkong Malau Desa Dirung Lingkin, khususnya unit pengembangan usaha cinderamata.
“Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas pelaku UMKM dalam pembuatan cinderamata yang mencerminkan nilai-nilai lokal sesuai dengan spirit Ekowisata Ongkong Malau yang mengangkat Sumber Daya Air Terjun sebagai daya tarik utama. Sesuai dengan prinsip konservasi lingkungan, partisipasi masyarakat, manfaat ekonomi dan pemberdayaan kelompok masyarakat, maka cinderamata memanfaatkan limbah kayu dan plastik layak pakai untuk disulap menjadi cinderamata yang layak disuguhkan kepada pengunjung ekowisata. Kelompok masyarakat bisa meningkat keterampilannya, terlibat sebagai penyedia cinderamata dan mendapatkan manfaaat ekonomi”, ujar Rista menjelaskan.
Sementara itu Freddi Simarmata, salah satu peserta dari BUMDES Desa Dirung Lingking mengaku sangat senang dengan pelatihan yang difasilitasi oleh PT IMK ini, terutama saat melihat antusiasme dari semua peserta.
“Pelatihan ini lebih banyak praktek daripada teori yang diberikan, sehingga peserta bisa secara utuh mengikuti praktek dari dasar hingga hasil karya nya selesai, dan peserta lebih senang bisa mempunyai skill untuk menciptakan alternatif pendapatan baru bagi peserta pelatihan,” sebut Preddi.
Sementara itu untuk mendorong agar peserta terampil membuat cinderamata, peserta diberikan kesempatan untuk lebih banyak praktek membuat berbagai produk cinderamata. Melalui pelatihan selama empat hari itu, peserta pelatihan berhasil membuat beberapa produk yang cukup menarik, antara lain tas anyaman, plastik jali, gantungan kunci, perisai talawang, talenan, hiasan dinding berupa ukuran Burung Rangkong.
Aneka cinderamata yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat ini akan dijajakan kepada masyarakat luas pada saat ekowisata Ongkong Malau itu dibuka untuk pengunjung.(SU)