Rusak Laju Ekonomi Masyarakat, BPJN Didesak Tinjau Ulang Proyek Bronjong

Spanduk berisi protes warga terkait proyek bronjong Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalimantan Tengah di Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau.
Listen to this article

Pambelum.com, Palangka Raya – Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Tengah didesak meninjau ulang proyek bronjong yang tengah dikerjakan di Jalan Trans Kalimantan Poros Palangka Raya-Banjarmasin. Proyek tersebut diyakini memiliki potensi merusak laju ekonomi masyarakat setempat yang sangat bergantung pada jalur tersebut.

Harni, seorang warga dari Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, mengekspresikan keprihatinannya. Ia mengungkap bagaimana proyek bronjong yang sedang berlangsung dapat dengan cepat merusak akses ke tempat usaha dan rumahnya.

“Bronjong setinggi ini akan menghentikan aktivitas kami dan menghalangi masa depan anak-anak kami. Bisnis kami akan mati jika proyek ini berlanjut,” ungkap Harni dengan frustrasi pada Sabtu (19/8/2023).

Bacaan Lainnya

Di Tumbang Nusa, BPJN Kalteng sedang melaksanakan proyek rangkaian bronjong sepanjang 550 meter. Ketinggian bronjong bervariasi antara 50 hingga 150 sentimeter, menjulang di sepanjang sisi Jalan Trans Kalimantan.

Harni telah berusaha bernegosiasi dan hampir mencapai kata sepakat tentang tinggi bronjong ini. Namun, saat proyek dimulai, tampaknya kepentingan masyarakat terabaikan.

Harni tak tinggal diam, ia berinisiatif mengungkapkan keprihatinannya dan mendatangi kantor BPJN Kalteng di Jalan Tjilik Riwut Kilometer 3, Kota Palangka Raya. Namun, upayanya bertemu pejabat berakhir sia-sia karena tak seorang pun yang bersedia menemui dia.

Muhammad Rahul, seorang pengusaha bengkel di Kameloh Baru, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya, berbagi bahwa bronjong yang telah didirikan kini menjadi hambatan bagi bisnisnya.

“Beton ini merintangi usaha kami dan bahkan sulit untuk keluar dari rumah,” jelas Rahul.

Rahul menegaskan bahwa Jalan Trans Kalimantan di wilayah tersebut sebelumnya tak pernah terkena banjir parah. Hal ini mengundang pertanyaan tentang perlunya proyek bronjong ini yang justru menghambat aktivitas ekonomi mereka.

Meski warga menerima proyek ini dengan terbuka, mereka berharap bahwa proyek tersebut tidak akan mengganggu perekonomian mereka secara signifikan.

Tan Maliki, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perencanaan BPJN Kalteng, dengan tegas menyatakan bahwa proyek akan tetap berjalan sesuai rencana. Ia menjelaskan bahwa ketinggian bronjong tak mungkin dikurangi.

“Kami akan tetap berpegang pada rencana ini karena daerah tersebut rawan banjir, dan bronjong penting untuk menjaga struktur tanah. Jalan juga akan ditinggikan sesuai rencana,” ujar Tan Maliki dengan mantap.

BPJN menanggapi kritik bahwa proyek ini mengabaikan aspek sosial dan ekonomi masyarakat di sekitar. Tan Maliki dengan tegas mengklaim bahwa perencanaan proyek ini telah mempertimbangkan semua aspek dengan cermat.

Proyek bronjong di Jalan Trans Kalimantan Poros Palangka Raya-Banjarmasin dibangun di tiga titik dengan panjang bervariasi. Total panjang proyek ini adalah 1,9 kilometer di kedua sisi jalan.

Namun, Tan Maliki enggan untuk mengungkapkan nilai proyek ini. Ia hanya menyebut bahwa proyek ini dilaksanakan dalam beberapa tahun ke depan.

Pos terkait