PAMBELUM, Puruk Cahu – Masalah stunting menjadi perhatian serius bagi Kabupaten Murung Raya (Mura). Terkait itu Pemkab Mura melaksanakan rapat penetapan desa Lokus (Lokasi Fokus) prioritas percepatan penurunan stunting tahun 2023, Kamis (7/04/2022).
Rapat ini dipimpin langsung Sekda Mura Hermon, hadiri juga Asisten I Setda Mura Serampang, Ketua Tim Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting (KP2S) Mura Pahala Budiawan diwakili Sekretaris Bappedalitbang Mura Ernawati dan sejumlah Kepala OPD terkait lingkup Pemkab Mura,
Sementara Sekda Mura Hermon dalam pengantarnya menyampaikan, rapat ini mempunyai tujuan penetapan lokus stunting agar tercapainya integrasi program pelaksanaan intervensi stunting mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
“Menetapkan berapa desa yang akan dilakukan sinkronisasi kegiatan, desa yang akan kita lakukan kegiatan prioritas dan desa mana yang akan kita jadikan kegiatan lokus stunting,” kata Hermon.
Hermon menambahkan, melalui rapat ini untuk memastikan perencanaan kegiatan penurunan stunting dilakukan dengan berbasis data, Intervensi gizi yang diprioritaskan oleh perangkat daerah teknis dan Pemerintah desa dapat dipastikan alokasinya pada dokumen perencanaan dan penganggaran.
“Pertengahan bulan ini rencananya kita akan datang di dua desa yakni desa Tumbang Bantian dan Tumbang Saan. Mengatasi masalah stunting harus melibatkan lintas sektor tidak bisa hanya satu atau dua instansi. Keterlibatan lintas sektoral dalam mengatasi masalah stunting akan memberikan kontribusi sangat besar. Pentingnya juga sisi penyediaan pangan yang bergizi, sosialisasi dan hal terkait lainnya,” pungkas Hermon.
Sekretaris Bappedalitbang Mura Ernawati menyampaikan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Mura bahwa ada 15 (lima belas) desa dengan angka stunting dengan jumlah kasus tertinggi di Kabupaten Murung Raya tahun 2022.
“Sesuai data dari dinas kesehatan Murung Raya bahwa ada 15 desa di wilayah kita dengan angka stunting tertinggi,” ujarnya