PALANGKA RAYA – Tragis, seorang pelajar, Dwi Anggraini (14) warga Petuk Ketimpun tewas diduga dianiaya oleh ibunya, Senin (23/10/2017) sekitar pukul 12.00 WIB.
Sebelum kejadian, terungkap jika korban pada Sabtu (21/10/2017) lalu sempat berkunjung ke rumah budenya Yayu Sri Lestari seraya mengadu dipukul oleh sang ibu lantaran dirinya tidak mau dipaksa makan.
“Sambil menangis mengadu ke budenya yang tinggal tidak jauh dari rumah korban. Sering dipukul ibunya. Saat itu mau tidur di rumah budenya tapi dijemput oleh kakaknya,” tutur tante almarhum, Tati.
Setelah peristiwa tewasnya korban, diakui Tati, ibu korban YY (40) bersama kakaknya AN diperiksa oleh Satreskrim Polres Palangka Raya. “Mereka berdua dijemput dengan mobil Avanza,” katanya.
Bukti kuat jika korban tewas karena dianiaya diperkuat dengan hasil visum kamar jenazah RSUD Doris Sylvanus. Dokter Forensik RSUD dr Ricka Brillianty menegaskan terdapat luka akibat benda tumpul di leher, usus pendarahan, tulang leher bergeser di posisi empat dan lima, lidah tergigit karena menahan sakit.
“Diduga sempat dicekik sehingga tidak bisa bernapas, ada beberapa bekas pukulan juga,” ungkapnya.
Sementara pengakuan ibu korban kepada kepolisian, hanya memukul korban menggunakan gayung. Namun pihak penyidik tidak semerta merta percaya begitu saja.
Hingga kini, keduanya masih diperiksa intensif di Polres Palangka Raya.
“Memang berdasarkan hasil visum ada bekas pukulan dan cekikan. Dengan adanya bukti ini, mungkin tewasnya korban akibat sakit bisa terbantahkan,” kata Kasat Reskrim AKP Ismanto Yuwono.