PALANGKA RAYA – Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, membuat kalangan dunia usaha dibuat was-was, lantaran banyak pengunjung yang tidak belanja. Hal ini dikarenakan perekonomian cenderung menurun, termasuk pelaku usaha yang membuka lapak di mal.
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalteng Wuryanto, para konsumen yang datang ke mal, cenderung hanya menikmati tempat hiburan atau kuliner ketimbang belanja. Dengan kondisi seperti ini, bukan tidak mungkin, keberadaan mal besar akan terancam tutup.
“Dengan kemudahan teknologi, sekarang belanja bisa via online shop. Jujur, saya kalau ke mal, hanya ingin mencari hiburan atau sekedar cuci mata. Perginya ke provinsi tetangga,” ucapnya.
Ditambahkan, animo masyarakat terhadap mal atau one stop shopping yang bergengsi sudah mulai redup.
Ia menilai, banyak mal yang sudah terlanjur dibangun ternyata dalam perkembangannya tidak terlalu diminati masyarakat bahkan banyak gerai yang kosong ditinggalkan pedagangnya karena sudah merugi.
“Lesunya penjualan barang di mal lantaran perkembangan bisnis belanja online juga memberikan pengaruh pada kunjungan warga. Kemudahan belanja di situs belanja, menjadi alternatif warga kelas menengah ke atas, untuk memenuhi kebutuhan,” tutupnya.