Palangka Raya – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran meminta kasus maraknya penjarahan kebun sawit yang terjadi untuk ditangani secara bijaksana. Ia khawatir penjarahan yang kerap terjadi di Kabupaten Seruyan dapat memicu konflik.
“Saya minta hal ini disikapi secara bijaksana, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Gubernur di Palangka Raya, Senin (5/2/2024).
Gubernur mengaku telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan instansi terkait lainnya untuk menangani kasus ini secara bijaksana. Ia juga meminta bupati segera berdialog dengan warga untuk memenuhi hak-hak mereka, terkhusus Bupati Seruyan, sehingga kegiatan perkebunan sawit di daerah itu berjalan aman dan nyaman.
“Saya memaklumi penjarahan paling banyak terjadi di Seruyan dalam 2 tahun belakangan. Pak Bupati harus segera dialog dengan warga agar hak mereka terpenuhi dan perusahaan merasa aman berinvestasi,” ujar Sugianto Sabran.
Sebelumnya, Ketua GAPKI Kalteng Syaiful Panigoro mengaku penjarahan terjadi dengan alasan realisasi program plasma 20 persen dari perusahaan sawit. Ironisnya, kebun yang sudah memiliki skema kemitraan plasma pun turut dijarah.
“Fenomena penjarahan menjadi kegelisahan kami. Perusahaan hanya bisa pasrah menghadapinya,” kata Syaiful Panigoro seusai Forum Diskusi tentang Prospek Perkebunan Kelapa Sawit Pasca UU Cipta Kerja yang diselenggarakan GAPKI di Palangka Raya.
Plt Kadis Perkebunan Kalteng Rizky Ramadhana Badjuri berjanji akan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi atas permasalahan ini. Menurutnya, sejumlah perusahaan sawit di Kalteng sebenarnya sudah melaksanakan kewajiban plasma mereka.