5 Dari 6 Armada Rusak, Kuala Pembuang Darurat Sampah

SERUYAN – Kota Kuala Pembuang di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah mengalami darurat sampah akibat banyak oknum warga yang membuang sampah dengan sembarangan. Hal ini diperparah rusaknya 5 dari 6 armada pengangkut sampah yang dimiliki pemerintah setempat.

Banyak sampah rumah tangga yang dibuang di tepi jalan dan gang-gang, membuat petugas dinas lingkungan hidup kewalahan. Karena sampah tidak dibuang di tempat yang semestinya, hal itu menambah beban kerja petugas di lapangan.

baca juga: Polres Seruyan Tangkap Pelaku Pembalakan Liar Bersenjata Api

Bacaan Lainnya

Namun ternyata selain soal kesadaran warga unum hidup bersih, persoalan teknis juga ikut memperparah kondisi tersebut. Dimana untuk mengangkut sampah seluruh Kota Kuala Pembuang, pemerintah setempat cuma betumpu pada dua unit mobil pikab.

“Sebenarnya masalah sampah ini tidak terlalu sulit untuk mengatasinya, jika saja armada angkut berupa truk tersedia. Bagaimana kita bisa mengatasi sampah sebanyak ini, dan volumenya semakin hari semakin meningkat, dengan armada yang sering rusak,” kata seorang petugas kebersihan mengeluh, Jumat (29/9/2017).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Seruyan, Ir. H. Priyo Widagdo melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas, Kusnadi membenarkan hal itu. Pemkab Seruyan kata dia kekurangan armada pengangkut sampah.

Kusnadi mengatakan, di Kuala Pembuang hanya ada 6 armada angkutan sampah dan dari jumlah itu, hanya satu armada jenis kijang pikab yang dapat dioperasikan. Padahal kata dia, jumlah personel petugas di bidang kebersihan berjumlah 147 orang atau cukup banyak.

“Kita hanya punya enam armada angkut yang kondisinya sudah kurang layak untuk dioperasikan. Dimana dua unit mobil truk, dua unit pikab yang kondisinya rusak, dan dua mobil kijang pikab, satunya rusak berat dan hanya satu yang dapat beroperasi,” katanya.

baca juga: Seruyan Dapat Bantuan Tiga Unit Bus Untuk Angkutan Desa

“Kita punya 7 orang, 4 mandor, 4 koordinator harian swakelola, 34 buruh angkut, 19 buruh pertamanan, 77 buruh sapu dan 2 orang penjaga malam TPA. Jadi persoalan ini akibat minimnya armada angkutan sampah, bukan karena kelalaian petugas,” lanjut Kusnadi.

Dalam kesempatan bersama MediaBorneo.com, Kusnadi berharap usulan pengadaan minimal 5 unit armada baru berupa truk dan motor pikab untuk akses ke dalam pemukiman penduduk disetujui.

“Kalau hal ini kurang mendapat perhatian, keindahan kota akan terganggu dengan adanya sampah dimana-mana. Disamping itu juga tentu akan membuat pemandangan yang kurang baik serta bau yang mengganggu para pengguna jalan”, katanya.

Pos terkait